Pada Akhirnya Yang Menentukan Adalah Roh
Pada awal bulan desember, dalam kesempatan Seminar Hukum Roh dan Kehidupan (SHRK), hambaNya Pdt. Petrus Agung purnomo menyampaikan pesan TUHAN mengenai kisah Daud dimasa pemberontakan anaknya, absalom yang dibantu oleh penasihat yang brilian yang bernama Ahitofel.
2 Samuel 16:23 : "Pada waktu itu nasihat yang diberikan Ahitofel adalah sama dengan petunjuk yang dimintakan daripada ALLAH; demikianlah dinilai setiap nasihat Ahitofel, baik oleh Daud maupun oleh Absalom."
Ahitofel sangat cerdas, sangat briliant, sampai2 dicatat dalam Alkitab bahwa nasihatnya adalah sama dengan pentunjuk dari ALLAH sendiri, wow... luar biasa bukan ? tapi kecerdasan, logika dan kekuatan pikiran bukanlah hal yang menentukan dimata TUHAN, roh ahitofel tidak se-briliant otaknya, Ahitofel membiarkan dirinya dikuasi kepahitan, sehingga dia bergabung dengan Absalom untuk melawan Daud (Ahitofel adalah kakek dari Batsyeba, dia tidak terima perlakuan Daud kepada Batsyeba dan suaminya Uria, yang dibunuh secara tidak langsung oleh Daud).
Ahitofel tidak menyadari bahwasanya ketika dia mengandalkan akal budinya, melawan Daud, dia sedang melawan ALLAH yang Maha Kuasa. 2 Samuel 17:14 membuktikannya : "Lalu berkatalah Absalom dan setiap orang Israel :'Nasihat Husai, orang Arki itu, lebih baik daripada nasihat Ahitofel'. Sebab TUHAN telah memutuskan, bahwa nasihat Ahitofel yang baik itu digagalkan, dengan maksud supaya TUHAN mendatangkan celaka kepada Absalom."
ROH KUDUS berkata demikian dengan maksud mengingatkan kepada saya, karena saya pernah bertanya kepadaNYA : "TUHAN, kalo memang segala sesuatu itu harus selaras dengan jalanMU, mendapat persetujuanMU, dalam segala hal bahkan hal yang terkecil sekalipun kita harus selalu tanya apa mauMU ?, apa dong gunanya otak kita ini yang juga adalah ciptaanMU sendiri ?"
ROH KUDUS sudah memberikan saya jawaban atas pertanyaan saya tersebut (seingat sudah saya sharingkan di artikel saya sebelumnya). Dan sekarang saya lebih yakin lagi dan lebih mengerti lagi bahwasanya roh kita lah yang menentukan di hadapan ALLAH.
Dalam ladangNYA
Leo Agustinus Yuwono
Labels: Spiritual Journey