Sunday, August 13, 2006

Be The Immitator Of God

Kira-kira akhir bulan April 2006 yang lalu, saya dan istri mendapatkan pengalaman yang unik, bersama dengan anak kami Jovela yang masih berumur 1,5 tahun. Saat itu, dia memegang deodoran stick yang biasa saya pakai, dan dia mencoba untuk mengoleskan deodoran itu di ketiaknya… lucu sekali.. seperti nonton srimulat.. krn masih kecil, dari 5 kali mencoba mengoles, yang kena tepat di ketiaknya cuman 1 kali.. sisanya meleset terus…. Kami semua yang melihatnya tertawa terbahak-bahak… Saya lantas bertanya kepada istri saya : "Belajar dari mana dia ?" Istri saya pun menjawab dengan yakin seyakin-yakinnya : “Ya belajar dari daddy nya… Vela kan sering liat daddy pake deodoran… nah sekarang ada kesempatan pegang deodoran stick.. dia coba”. Oooo jadi ternyata dia melihat apa yang saya lakukan, dan mencobanya.

”Ya.. demikianlah seharusnya anak belajar”. Ada suara di hati saya yang berkata demikian... segera saya tahu.. ini MAJIKAN saya yang ngomong... Dia lalu membawa memory saya kepada kejadian yang juga unik, tapi saya tidak perhatikan : Sikat gigi, kami biasa menyikat gigi kami sebelum tidur dengan diketahui oleh anak kami, dan tanpa ba bi bu lagi, Vela pun minta sikat gigi, ingin melakukan apa yang kami lakukan. ”Seorang Anak belajar dengan melihat apa yang orang tuanya lakukan”, Roh Kudus melanjutkan. ”Kamu ingat ? kenapa kamu dan adikmu susah banget untuk sikat gigi ? walaupun tahu manfaat dari menyikat gigi?... karena kalian tidak pernah melihat orang tua kalian, khususnya ayah kalian menyikat gigi”.

Loncat hati saya. Bener buanget itu...tiap kali orang tua saya nyuruh sikat gigi.. rasanya koq males buanget... seringnya pura2 tidur.. biar nggak disuruh sikat gigi. Ternyata karena hal yang kelihatannya simple, dan seringkali dilupakan oleh para orang tua : MENJADI CONTOH BUAT ANAKNYA. ”Demikian juga halnya yang terjadi dengan pertumbuhan rohani kita”, seperti biasa Roh Kudus melanjutkan penjelasannya. Saya jadi belajar satu hal lagi bagaimana menjadi Orang Tua yang baik buat anak saya.


PERTUMBUHAN ROHANI
Hal yang sama berlaku dalam kehidupan dan pertumbuhan rohani kita, sebagaimana dicontohkan oleh Yesus sendiri, Yohanes 5:19 ”Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak."
BAPA sudah dan senantiasa menyediakan diriNYA untuk menjadi contoh, menjadi teladan bagi kita semua anak-anakNYA, tinggal kita sebagai anak-anakNYA, percayakah kita kepada BAPA ? Percayakah kita bahwa kita bisa mencontoh BAPA ? maukah kita mencontoh DIA ? maukah kita meluangkan waktu untuk Mencontoh DIA ?
Roh Kudus selalu siap membantu kita semua untuk melakukan hal itu, meneladani Yesus, yang selalu bergantung kepada BAPA dalam setiap tindak tandukNYA.

PARA PEMBIMBING, BAPA ROHANI
Walaupun masing-masing orang percaya memiliki ”fasilitas” akses kepada BAPA, dengan pertolongan Roh Kudus, peran para pembimbing rohani, bapa-bapa rohani juga memiliki peran penting, karena kita semua adalah Tubuh Kristus yang saling terkait satu dengan lainnya, tidak bisa kita bertumbuh sendiri-sendiri.
Yang ingin saya sampaikan disini bagi kita yang dipercayakan untuk menggembalakan jiwa, menjadi pembimbing rohani, kakak rohani, bapa rohani adalah : JANGAN HANYA SEKEDAR MEMBERIKAN PERINTAH, DOKTRIN, PENGAJARAN, JADILAH CONTOH.

Seperti Tuhan Yesus, Dia tidak hanya sekedar memberi perintah, memberikan pengajaran-pengajaranNYA, Dia juga menghidupi apa yang Dia perintahkan, apa yang Dia ajarkan. KehidupanNYA transparan bagi kedua belas muridnya, yang selalu berada di sisinya 24x7.
Seberapa transparan kehidupan kita bagi semua saudara-saudara seiman kita ? apakah masih banyak topeng-topeng yang kita kenakan ?


Dalam ladangNYA

Leo Agustinus Yuwono

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

<< Home